TOKO MARMER: BERDISKUSI TENTANG HARGA PRASASTI PNPM

Sabtu, 17 Desember 2011

BERDISKUSI TENTANG HARGA PRASASTI PNPM


       Sebagai seorang suplayer prasasti PNPM  yang sudah mulai  dikenal secara On-line oleh teman-teman Pelaku PNPM  diNusantara ini, saya pun tak luput dari permintaan keterangan  beberapa Pemeriksa Eksternal di kegiatan PNPM, beberapa kali saya mendapatkan  telephone yang mula-mula bertanya tentang produk bertanya tentang harga, dan akhirnya mengarah pada tujuan utama , mereka itu ternyata auditor diPNPM.  Kiranya tidak sopan jika kami sebutkan Instansi beliau-beliau yang terhormat.

           Pertanyaan pertama, membuka telepon kala itu, sekitar pukul 20.15 Menit, "Apa benar ini Bapak Imam Machfudin, dari Bintang antik Sejahtera ya...?? "saya jawab benar ibu, ada yang bisa saya bantu..?? karena yang saya dengar kala itu suaranya ibu-ibu." Begini pak kita mau tanya, tentang prasasti PNPM, harganya berapa ya pak ?" saya jawab harga dasasr saya frangko Tulunggagug Rp 150.000,- " Muter-muter lama bicara tentang Kwalitas, saya jawab sampai dengan tahun anggaran 2010 ini saya hanya menjual KW 2, karena KW 2 inipun juga sudah cukup bagus untuk dipasang dikegiatan PNPM, hanya satu-dua biji saja saya mengerjakan untuk yang KW 1 dan KW Supernya , " Kalau sampai tempat , di Kec X Kab Y berapa ya Mas...?? " saya jawab, sekitar Rp 175.000,-, nach di pertanyaan akhir yang bikin saya kaget, "Gini mas , saya ini dari lembaga auditor XYXY, koq menjumpai harga tertulis di kwitansi TPK sebesar Rp 200.000,- kami hanya mengcross chekkan harga tersebut dengan suplayer"  lantas saya menyuruh ibu itu untuk mematikan HPnya, dan tak lama kemudian saya yang memanggil keluar  dari HP saya, agar saya bisa leluasa berdiskusi dan tidak membebani beliaunya.
             "Ya...benar bu, saya memang memberikan kwitansi kosong pada teman-teman TPK agar mereka bisa menyesuaikan harga , dengan biaya yang mereka keluarkan untuk pengangkutan prasasti tersebut sampai tempat lokasi kegiatan dimana prasasti itu dipasang. Karena saya mengirim barang tersebut memang hanya sampai stasiun terdekat ( kebetulan saat itu  lewat Jasa KIB_ ekspedisi kereta api: Red ) dan saya tahu persis mereka menyuruh seorang warga  untuk membawakan barang tersebut ke kecamatan. Setelah dari kecamatan, saya meminta teman-teman TPK membawa dua orang untuk mengambil prasasti mereka masing-masing, "
               Mohon bapak-Ibu yag terkait sebagai pelaku PNPM ditingkat Kabupaten dan Propinsi serta Pusat  ketahui bahwasannya dalam menangani sebuah prasati PNPM itu tidaklah mudah dan tidak ringan, perlu dipertimbangkan beberapa hal terkait dengan methode angkut barang ini, karena kita ketahui bersama bahwa barang ini sangat berat dan mudah pecah. Mari Kita berhitung tentang harga tambahan yang ditulis teman-teman TPK itu, masih dalam kategory  kewajaran dan riil biaya dilapangan atau ini merupakan modus mark-up..??
          1. Ketika seorang UPK,PL atau siapapun yang  mengambilkan barang ke stasiun, tentunya saya pastikan dia tidak kuat mengangkat peti marmer sendirian, ( saat itu dalam satu kecamatan ada 19 buah, terbagi menjadi 4 peti marmer ) Jika satu prasasti PNPM beratnya 12 KG perbuah, dalam satu peti terdapat 5 buah,maka nilainya adalah 60 KG, kemudian ditambah berat material kayu dll seberat 12 KG , maka ketemu berat 72 KG, saya belum pernah menjumpai teman-teman yang kuat mengangkat barang ini sendirian, saya pastikan diangkut dan diangkat 2 Orang ) kebetulan pada saat itu teman UPK itu sendirian , dan saya melihat dengan mata kepala saya sendiri dia mengeluarkan uang Rp 20.000,-/ orang ( waktu itu ada dua orang ) untuk jasa angkut barang yakni seorang kuli angkut distasiun itu. katakan bensin untuk angkutan mobil dari stasiun ke kecamatan itu adalah Rp50.000,- untuk 19 biji.Ketemu dah angka Rp 75.000,- ini belum termasuk biaya konsumsi UPK itu...???? dan sangat wajar sekali....karena nunggunya barang  datang kadang juga seharian penuh,maklum jadwal keberangkatan dan kedatangan kereta juga sering nggak tepat waktu ....
          2. Ketika Prasasti PNPM sampai di kecamatan, saya meminta  kepada teman TPK untuk membawa teman lainnya untuk mengambil barang yang sudah ada dikecamatan, jelas ini juga butuh dana.Untuk bensin , ditambah lagi mengajak teman, minimal uang rokok untuk bantu bawa barang laaah ... bahkan ada beberapa TPK yang menyuruh dua orang pemuda, karena mereka terlalu sibuk dilapangan, ini pun juga memerlukan biaya khan..?? Kenapa saya meminta dua orang juga untuk mengambil satu lembar prasati PNPM, karena saya khawatir , mereka yang belum berpengalaman menangani barang tersebut, akan sangat kesulitan bila membawa prasasti PNPM itu sendirian, karena resiko pecah......Seseorang yang belum berpengalaman,ditambah resiko pecah karena hanya membawa satu lembar ini sangat-sangat mengkhawatirkan saya sebagai seorang suplayer. Kalau tempatnya dekat sich nggak pa-pa, saya mengalah untuk menambal dan memasang barang yang pecah itu, tapi untuk tempat yang jauh, khan nggak mungkin saya harus mondar-mandir menambal barang yang pecah, makanya saya selalu meminta dua orang TPK untuk mengambil prasasti meskipun nggak berat tapi untuk menjaga resiko pecah tersebut.
       OK sekarang kita bediskusi tentang harga dasar ditempat dan harga barang sampai tempat pemasangan.
1. Harga Dasar dari kami Rp 175.000,-
2.Tambahan transport dari stasiun ke kecamatan anggap saja kolektif Rp10.000,-/perbiji.
3.Kasih upah yang disuruh ambil..............Rp ...............,- ???
4.Tambahan transport dari Kecamatan ke lokasi,  minimal Rp 40.000,-/perbiji untuk 2 orang, untuk bensin kendaraan speda motor dan beli rokok atau es 2 orang yang mengambil dikecamatan.
5.Harga ini belum termasuk...rantai dagang jika ada ....Rp ........???  dan ini syah secara bisnis
              Saat mengakhiri diskusi dengan Auditor XYXY itu beliau mengucapkan banyak terimakasih atas penjelasan saya kepada beliau, semestinya, penulisan harga prasasti PNPM itu mesthi tetep ditulis sebesar Rp 175.000,- dan untuk tambahan nya dibuatkan kwitansi-kwitansi yang lain sesuai dengan biaya riil yang teman-teman TPK keluarkan untuk mengantar barang tersebut dari Stasiun sampai dengan lokasi kegiatan ...Waah...kalau ini khan hanya tingkat teknis pelaporan saja........bisa incluide bisa terpisah....jadi para auditor saja yang lebih tahu caranya agar lebih akuntable ....
             Kami sebagai salah satu suplayer demikian juga teman-teman suplayer yang lain juga mengeluhkan kepada saya,kami  merasa risih  karena disana-sini pengadaan barang prasasti PNPM sering menjadi bahan ulasan, baik itu ditingkat Kabupaten  ataupun di tingkat auditor,apaan sich yang di mark-up..?? sampai dengan saat ini saya belum pernah memberi fee penjualan kepada para pelaku,meskipun mereka kadang ada menyindir-nyindir.........I say No.......___ karena harga dari saya memang sudah press_ sudah sangat kami tekan. dan dengan sistem pemasaran On-Line seperti ini  semua orang sudah tahu berapa kami lepas sebuah prasati PNPM untuk teman-teman TPK_ dari Ujung Barat pulau Jawa sampai dengan NTT , saya yakin betul dan saya berani memastikan , saya belum pernah menjumpai komunitas yang jujur melebihi teman-teman Pelaku  PNPM didesa.dan di Kecamatan ,80 persen pemasaran On-line saya ini nggak pernah ketemuan dengan pelaku PNPM yang mengorder kesaya_ semuanya dengan sistem On-line, bahkan saya berani menjaminkan barang nyampai dulu baru bayar untuk pemesanan dibawah 10 biji...?? kenapa ...?? karena saya percaya betul dengan teman-teman pelaku PNPM...mereka nggak mungkin mempertaruhkan  nama baiknya hanya untuk 1_2 juta Rupiah  saja..??
              Kembali pada masalah ongkos transport dari stasiun ,cobalah kita berfikir "Umume mbatur wae " kalau kita disuruh mengambil barang dari stasiun, kemudian dibawa sampai kekecamatan , wajar nggak kalau anda mengeluarkan upah buat teman yang mewakili untuk mengambil barang tersebut...??? emang enak hanya dikasih upah 20 ribu ngangkat naik-turun 4 peti seberat 72 KG ..........ini sangat berat Brow...ini kerjaan yang perlu keikhlasan tingkat tinggi.Jadi seandaiya yang disuruh tadi dikasih uang untuk sekedar beli roko atau es..itu saja masih dalam hitungan " pengabdian " bukan itungan kerja ...
             Harapan besar juga saya sampaikan kepada teman-teman Pelaku untuk selalu melakukan kejujuran seperti hal nya sekarang ini dilakukan oleh sebagian besar pelaku PNPM. Kadang kita sudah jujur  harga segini ditambah ongkir segini _tapi masih dikatakan kurang akuntable, sulit memang, dan memang perspektif seseorang terhadap sebuah itung-itungan riil pun kadang nggak sama. Kadang ada yang memperbolehkan di includekan nilainya , kadang ada yang nggak boleh. Secara pribadi kami  mengagumi sepenuhnya perilaku teman-teman Pelaku PNPM yang selama ini saya kenal karena telah bekerjasama dengan kami , bahwa  kami belum pernah menjumpai komunitas yang lebih jujur dari para pelaku program ini.
Salam Kompak dan tetap Semangat...........

MyFreeCopyright.com Registered & Protected