MOZAIK MARMER |
1.Tahap pengadaan Bahan baku.
2.Tahap penggergajian bahan baku.
3.tahap pemolesan dan Molenisasi
4. Tahap penyeleksian bahan baku
5.Tahap perakitan.
6.tahap penyeleksian produk parquete dan mozaik
1.Tahap pengadaan Bahan baku.
Pada tahapan pengadaan bahan baku produk parquete dan mozaik ini , tidak seberat pengadaan bahan baku prasasti marmer,lantai marmer atau dinding marmer, mkarena bahan baku unutk produk ini telah tersedia dialam dalam bentuk yang kecil -kecil,ukuran yang terbesar hanya sekitar 0,5 Kg saja.Dan bahan ini tidak terlalu memerlukan tenaga besar untuk mendapatkannya.Biasanya bahan ini didatangkan dari berbagai daerah,antaralain : Kalimantan Timur,dan Kalimantan selatan ,NTT,NTB,pacitan,Yogyakarta,Trenggalek .Meskipun banyak juga seni parquete dan mozaik ini yang berbahan baku lokal asli Tulungagung. produsen-produsen besar biasanya mendatangkan dalam skala besar per kontainer bahan baku. Sedangkan pengrajin plasama biasanya mendapatkan bahan baku dari para produsen besar dengan bahasa " Nempil "atau pembelian eceran saja.Karena bahan baku dari parquete dan mozaik ini sudah dalam kategory cukup mahal, sehingga para pengrajin plasama hanya mampu membelinya dalam jumlah yang sedikit.
2.Tahap penggergajian bahan baku.
Pada tahapan ini, biasanya produsen besar mempekerkerjakan ratusan orang yang dibayar borongan , unutk melakukan penggergajian ,proses ini sering disebut sebagai proses merajang batu mozaik,proses perajangan ini jelas sangat banyak memerlukan tenaga kerja , karena dalam sehari para pengrajin " perajang batu mozaik " ini hanya mampu menghasilkan produk antara 70 KG sampai dengan 130 Kg saja dalam sehari kerja .
Proses pengerjaan ini dilakukan dengan tegnology lokal yang sederhana, dengan membuat rancangan mesin sederhana made In kami sendiri.Dengan mengaplikasikan Skrap nama lokal unutk mesin diskgrinder, kemudian disambung dan ditata menjadi pembelah batu-batu kecil ini. ada juga yang mempergunakan mesin penggerak diesel untuk kap[asitas produksi yang lebih besar. Hampir sekitar empat desa didaerah kami yang masyarakatnya menekuni bidang garapan untuk tahapan ini.Benar-benar sebuah industri yang padat karya bukan...??? tapi ini saja belum cukup...lihat saja ditahapan selanjutnya, yakni proses merakit batu parquete dan mozaik.
3.Tahap pemolesan atau Molenisasi
Setelah bahan baku disebar kepada pengrajin " perajang mozaik", batuan ini disetorkan kembali kepada para produsen besar.Dengan upah kerja borongan antara Rp1000 sampai dengan Rp 2500 per KG.Setelah setoran ini diterima, kemudian memasuki tahapan selanjutnya yakni proses pemolesan atau sering disebut molenisasi. Tegnology yang dipergunakanpun juga dirakit sendiri oleh teknisi lokal Tulungagung. semuanya serba kreatif, akan tetapi dapat menampilkan karakter standart produk yang bersaing dengan produk mancanegara .
Mesin yang dipergunakan biasanya disebut sebagai mesin molen, yakni berbahan dari ban besar , biasanya mendatangkan ban besar Traktor dan mobil-mobil raksasa yang biasa dipergunakan oleh Truk _truk pertambangan , seperti dari freepot Irian jaya, pertambangan batu bara dari Kalimantan dan sebagainya. Yang kami pakai hanya ban bekas Truk-truk raksasa mereka, karena kalau harus membeli Ban baru tentu harganya akan selangit . Mesin Molen ini biasanya mekai tenaga penggerak diesel atau mesin-mesin kendaraan besar, seperti mesin bekas merk Fuso ,akan tetapi juga sering mempergunakan mesin-mesin bekas kapal laut yang didatangkan dari DOK-Dok pelabuhan yang sudah tidak terpakai lagi.Kapasitas mesin ini bervariasi antara 3_8 Ton perhari , tergantung besar kecil ban pemutar dan mesin penggeraka yang dipergunakan .
Memang resiko dari tahapan molenisasi ini adalah bahan baku rijek atau afkir.Karena memang batu -batu hasil rajangan itu langsung diputar dengan ban besar sehingga banyak juga terdapat bahan yang pecah dan tidak layak dirakit.
4. Tahap penyeleksian bahan baku
Setelah tahap pemolesan atau molenisasi ini selesai, tahapan selanjutnya adalah penyeleksian awal bahan baku mozaik dan parquete, hal ini maksudkan agar dalam tahapan perakitan seni parquete dan mozaik ini, para perajin tidak menyeleksi lagi bahan-bahan yang mereka pasang.Dari bahan baku sekitar 1 Ton dari para perajang , biasanya menghasilkan sekitar 60_80 persen saja bahan yang layak dirakit.Sebuah lossing yang sangat tinggi.Dan bahan baku afkir selama ini hanya dipergunmakan untuk menimbun jalanan saja.Hampir-hampir tidak dapat dipergunakan untuk bentuk kerajinan yang lain.
5.Tahap perakitan.
Setelah penyeleksian bahan baku, proses selanjutnya adalah proses perakitan, tahapan ini biasanya dikerjakan oleh tenaga lepas borongan Ibu-ibu didaerah kami. Bayangkan saja , survey kami yang terakhir industri kecil perakitan oleh ibu_ibu ini menyebar di 9 Desa diKecamatan Campurdarat ,kami dan 7 desa dikecamatan sekitar . Sebuah prestasi penyerapan tenaga kerja yang besar, dan sampai sekarang ini Pemerintah Daerah, Pemerintah Propinsi Jawatimur serta pemerintah Pusat, belum pernah memberikan bantuan dalam bentuk apapun kepada mereka.Mereka bertahan hidup sendiri dengan kesederhanaan dan pola-pola tradisional yang turun-temurun. Baik bantuan teknis pembinaan peningkatan kwalitas hasil rakitan atau bentuk-bentuk bantuan yang lain belum pernah mereka terima dari pemerintah .Semestinya hal ini menjadi bahan renungan kita sekalian yang berada dijajaran Birokrasi pemerintahan Terkait.
Kenapa saya menulis demikian, bayangkan saja industri rumahan yang kecil dan padat karya ini dihadapkan langsung dengan produk-produk sejenis dari China, mereka bertarung " lawaran " ( Head-to Head : Red ) dipasar Global. Banyak sekali informasi yang kami terima dari para buyer bahwa pesaing terberat industri parquete dan mozaik ini adalah produk dari China.Kita tahu sendiri bahwa tenaga kerja disana sangatlah murah, sehingga kemungkinan besar pertarungan harga pada seni parquete mozaik ini sudah dalam kategory " Red Ocean": sebuah pangsa pasar yang berdarah-darah .
6.tahap penyeleksian produk parquete dan mozaik
Setelah dalam tahapan perakitan , masuklah dalam tahapan penyeleksian hasil rakitan. Karena masih menggunakan tegnology manual dan dengan tenaga manusia biasa tanpa adanya bantuan mesin, kadangkala proses perakitan ini juga menyisakan banyak sekali produk afkir yang tidak layak jual.Biasanya untuk penyeleksian tahapanm ini langsung dilakukan oleh buyer,Karena para perajin kami tidak mau adanya afkir di lokasi pengiriman. Seorang Buyer dari luar negeri biasanya mendatangkan master Quality Control mereka sebelum barang-barang ini dikirim. Proses ini memerlukan waktu yang relatif lama, karena Master QC ini biasanya hanya satu_dua orang saja. Barang-barang yang Lolos seleksi oleh Master QC ini langsung dipacking dengan kardus, ditulis pada Kardus itu Jenis Parquete atau Mozaiknya, Warna barang,Quality, dan Quantitynya.Setiap kardus rata-rata berisi 1 Meter persegi produk parquete/ mozaik marmer.