TOKO MARMER: SEJARAH KERAJINAN MARMER TULUNGAGUNG 3

Minggu, 01 Januari 2012

SEJARAH KERAJINAN MARMER TULUNGAGUNG 3


SERI 3: SENIMAN YANG IDEALIS DAN YANG BERORIENTASI PASAR
Patung Mbah  Lijanto,Gamping tetap Kokoh diusia 4  Generasi
             Saya teringat kata-kata Bapak Heppy Trenggono,M.Kom , Direktur  United Balimuda,Ketua UMUM IIBF, orang yang sangat menginspirasi hidup saya, kala itu beliau berpesan ,”bahwa salah satu pemicu kegagalan kita dalam berbisnis adalah orientasi kita  pada sebuah produk baru,diantara produk-produk yang lain yang sudah diterima pasar,karena dalam konsep pasar dikenal istilah “ the mother is very love her baby” konsumen sangat mencintai produk yang telah ada dan telah diterima adanya“.

             Dalam konteks ini ada sisi menarik dari sejarah perkembangan kerajinan marmer Tulungagung  , yakni  beberapakarya hit dan juga karya besar yang gagalmenjadi hit dipasaran. Sebagai seorang seniman dalam bidang pengerjaan batu marmer ini mereka jatuh bangun dalam lautan kreasi mereka.Kadangkala sukses besar mereka  gapai, akan tetapi juga tidak jarang mereka harus jungkir_balik  mencari pasar untuk satu produk baru yang mereka ingin kenalkan .
             Saya menulis ini sebagai salah satu apresiasi yang besar untuk mereka para pengrajin marmer Tulungagung yang memiliki idealisme yang tinggi,meskipun produk yang mereka rancang dan design  berbulan-bulan itu akhirnya tidak bisa diterima oleh pasar, dan merekapun tak pernah sukses, seperti halnya pengusaha yang lain.
             Tercatat beberapa puluh varian produk yang gagal kala dipasarkan, saat itu, meskipun ada yang konsumen menerima produk ini ,jumlah pesanan barang untuk produk ini tidak lebih dari beberapa puluh biji saja yang terjual.Sebagai seniman batuan, kadang mengalami banyak dilemma , demikian rinci mereka mendesign, demikian ulet mereka merancang, sekali lepas dipasaran,langsung terjadi produk masaal oleh pengrajin yang lain,karena didaerah kami memang tidak ada perlindungan hak cipta, sebagian besar dari mereka hanya berani memproduksi masaal ketika sebuah varian produk sudah benar-benar laris dipasaran. Inilah sepuluh karya Fenomenal yang gagal meraih pasar  atau karya-karya tersebut punah karena tidak ada peminat lagi…
Patung Sapi Rasasa,Lambang Prestise
1.       Reliefe Besar “ Gapura Barong “ sebuah karya yang sangat artistic, berbentuk reliefe yang bermotif wayang berwajah  singa Barong dan raksasa ( Butho : Bahasa Jawa Red)  akan tetapi sampai akhir pembuatannya karya ini sama sekali tidak pernah terjual.Karya Fantastik Bapak Teguh Gondrong.Kemudian beliau merubah  karya nya mengikuti  modelpasar yang ada, semisal motif bunga-bungaan, motif teratai air, dan lain lain.
2.       Meja direktur Ukir Naga, hanya terjual beberapa kali , dihasilkan oleh tangan dingin Bapak Suwardji Campurdarat , dengan memakai marmer Lokal Tulungagung.Meja ini adalah benda pakai untuk sebuah meja Direktur yang sangatlah mewah danmemiliki citaseni yang sangat tinggi,memadukan seni pertukangan yangrumit dan permainan sambungan pressision yang sangat mengagumkan.Hanya terjual 3 kali saja,padahal harganya hanya kisaran 7,5 Juta saja.
3.       Patung-patung hewan bertarung,atau hewan menyusui, Kami catat dalam sejarah pemasaran barang patung marmer,hanya dapat menerima “ Patung Garuda dan Naga” sebagai patung hewan bertarung yang bisa diterima pasar, selain itu hanya sempat terjual beberapa kali saja, tidak lebih dari 10kali .Demikian juga patung hewan yang dibuat sedang bercengkerama atau menyusui, sama sekali tidak pernah diterima pasar.Sama nasibnya dengan patung-patung marmer yang dibentuk motif hewan Shio , banyak sekalimotif dan ragam patung Shio-Shio ini diproduksi dengan harapan para pemilik Shio tertentu akan memajangnya sebagai koleksi mereka ,akan tetapi ternyata ide besar ini hanyut tertelan derasnya pasar, sehingga tidak pernah dibuat lagi.( dibuat  oleh banyak pengrajin)
4.       Kursi ukir marmer, sebagaimana halnya kerajinan ukir kayu, sempat dirilis dibeberapa showroom,yakni varian kursi ukir batu,hanya terbit dalam jumlah kecil, dan itupun terjual dalam tempo yang sangat lama,mungkin kekurangan dari mebeler marmer ini adalah terletak pada beratnya  dan barang yang mudah patah/ pecah, sehingga para konsumen enggan untuk membelinya .( dibuat  oleh banyak pengrajin)
5.       Reliefe Pendowo Limo, seingat penulis hanya dibuat sekali saja, dan seelah itu tidakpernah lagi terbit dipasaran .
6.       Asbak ukiran, hanya beberapa  kali terbit,dan akhirnya tenggelam ditelan sepinya pasar.
7.       Perkawinan silang Meja plat marmer dan Kerajinan ukir. Jepara, sempat didatangkan kerajinan kayu dari Jepara untuk disilangkan akan tetapi dua komponen ini sangatlah mahal sehingga hanya bertahan beberapa bulan saja.
8.       Bonsai Batu marmer, tidak semanis karya lain yang berbau  ornamental Jepang, Seperti Seiseki,karya bonsai imitasi dari bahan batuan ,hanya bertahan selama 2_3 bulan penayangan saja , setelah itu sama sekali tidakpernah terdengar lagi pengrajin membuat bonsai batu ,mungkin para maniac bonsai lebih menyukai bonsai asli ketimbang bonsai batu yang tidak bisa tumbuh ….ha…ha…ha……
9.       Karya Patung manusia  yang berorientasi “pure art” kalau di daerah lain patung-patung manusia yang bermotif suasana, dan berorientasi pure art sangatlah digemari dan larismanis, tidak demikian dengan karya=karya patung marmer disini, semua karya-karya tipe pure art hampir-hampir tidak pernah diterima pasar,Kita ingat patung poyodrono yang sangat fenomenal di daerah Yogyakarta dan Solo, kita ingat patung Leak di Bali, ketika dua patung fenomenal ini dirilis dalam bentuk batu , akan tetapi unutkpatug patung yang bernilai religious , kelihatannya masih banyak yang bertahan, seperti halnya patung Budha,patung Dewa-dewa, dan sebagainya masih cukup marak dipesan para pengikutnya
10.   Meja marmer imitasi, Pernah pada tahun 1998 yang lalu karya besar meja imitasi menjadi primadona didaerah kami,  yakni meja yang dibuat dari potongan-potongan onix mewah   ( seperti bahan lengkong dan batu Keramat) yang direkat dengan lem.Akan tetapi gebyar pasarpun berubah, karya ini punah dan tidak terdengar lagi diproduksi oleh pengrajin.Akan  secara teknis karya ini bermetamorfosis menjadi  cabang karya lain yakni marmer Border dan Inlay , karya marmer motif border dan inlay ini sampai sekarang tetap menjadai primadona barang termahal,karena tingkat kesulitan pembuatan barang ini.Bayangkan saja jika dalam satu meter persegi saja karya ini bisa mencapai 5 Juta rupiah …??? Sangat-sangat mahal untuk ukuran pasar dalam negeri….
Batu marmer, kerajinan marmer, stone marble and granit, marble stone, marmer Tulungagung, batu marmer, marmer murah,marmer Indonesia, suplayer marmer, marble stone company
MyFreeCopyright.com Registered & Protected